Cari Blog Ini

Kamis, 20 Januari 2011

GENRE versi REKA

Pada suatu hari, sepasang kekasih (sebut saja Barbara dan Yansen) yang masih berusia belasan tahun, masih memakai seragam putih abu-abu dan kehidupannya masih dibiayai orang tua sedang menghadapi kenyataan yang saaaangat tidak diinginkan. Si perempuan wajahnya pucat karena panik, si lelaki wajahnya merah karena marah :
Barbara :“sayaang, aku…”
Yansen :”kamu kenapa?”
Barbara :“enggg…”
Yansen :“apaa??”
Barbara :“aku udah telat 3 bulan, sayaang!”
Yansen :“telat apa? Telat bayar sekolah? Emangnya uang SPP kamu pake buat apaan? Mintalah sana sama nyokap bokap lagi!”
Barbara :“Bukaaaannn… Bukaan uang SPP, SAYAAAAAANGGG!!!”
Yansen :“ya terus, apaan dong?”
Barbara :“AKU UDAH NGGAK HAID SELAMA 3 BULAAN, MALIIH!!”
Yansen :“ha? Kok bisa?”
Barbara :“kok bisa, kok bisa? Yaa bisalaaaahhh… Aku positif hamiilll! HUAAAAAA”
Yansen : “HAAHHHHHH??!! I-ITU BENERAN ANAK GW?? Bukan kali, bukan aku yang hamilin kamu. Kamu selingkuh yaa?”
Barbara :“ENGGAK, enak aja! Aku berhubungan Cuma sama kamu doang!! Terus gimanaa??”
Yansen :“???? (tapi, hebat juga gw yak? baru dua kali gituan langsung tokcer)”
Hoii… Mikir dulu makanya sebelum bertindak, masih pakai baju putih abu-abu, di dalam Konvensi Hak Anak (KHA) masih dianggep anak, udah memproduksi anak. Mau dibawa kemana anak kalian nantinya? (macam lagu Armada saja). Memangnya jalan hidup cuma sebatas nafsu?
Menikah di usia muda? Hmm… kayaknya mesti di pikir mateng-mateng deh. Apalagi menikah dini disertai dengan hamil di luar nikah. Sebagian orang mengatakan, “teruus? Masih bermasalah sama hamil di luar nikah?? Hari giniiiii??” tapi kenyataannya? Masih banyak (banget) yang belum siap lahir batin kan? Akhirnya, pernikahan hanya di dasari oleh “keterpaksaan” karena tanggung jawab yang “sudah terlanjur basah”. Darah muda, darah yang menggebu-gebu, rasa keingin tahuan tinggi, nafsu yang masih membara, tetapi harus mikir juga bagaimana menata masa depan.
Maka dari itu, ikuti langkah bijak program GenRe dari BKKBN! Oke, BKKBN atau Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional memang mengeluarkan program Generasi beRencana (yang iklannya si dua co-model Keong Racun, Sinta sama Jojo) di mana isi programnya yaitu menata perencanaan kehidupan berkeluarga yang layak agar tidak terjerumus ke dalam pernikahan dini maupun seks luar nikah di kalangan remaja. Program GenRe sendiri bertujuan untuk membuat para pemuda menjadi  generasi yang merencanakan masa depannya dengan baik melalui studi, bekerja, menikah dan seterusnya, sesuai siklus kesehatan reproduksi. (sumber : BKKBN.go.id)
Itu penjelasan GenRe versi BKKBN. Terus sekarang apa? Naah, sekarang kita akan membahas GenRe versi Reka Agni Maharani. GenRe di sini artinya “Generasi okE versi REka dengan tujuan BKKBN alias “Buat Kita Kita Berkeluarga Nanti ”. Tenang, isinya tidak menyesatkan, kok. Malahan propaganda yang positif.
Apa saja sih isi GenRe-BKKBN versi Reka?
Untuk perempuan  :
1.       Minimal lulus kuliah dulu, biar punya pendidikan dan ilmu pengetahuan yang cukup. Mengasuh anak itu juga perlu keterampilan, lho! Jadilah ibu yang cerdas agar menghasilkan keturunan yang cerdas pula
2.       Usia diatas 20 tahun, idealnya antara usia 24 sampai 26. Hal tersebut dikarenakan : pertama dari sisi biologis, usia perempuan antara 23 sampai 26 tahun adalah masa subur dan masa fertilisasi yang baik untuk janin. Kedua, dari sisi usia pun memang sangat ideal, karena dalam psikologi usia 23 ke atas (30 tahun) adalah usia perempuan menuju masa dewasa akhir
3.       Setidaknya mempunyai keterampilan yang bisa menjadi bekal kita nanti dalam mencari uang tambahan. Nggak mau dong terus-terusan menadah suami? Kita harus bisa cerdas dengan mendapatkan penghasilan sendiri dan itu merupakan achievement yang positif lho! Seenggaknya, kalau anak kita nanti tumbuh besar, kita bisa ngasih uang jajan ekstra buat mereka.
4.       Kalau kita sudah merasa siap mempunyai anak, kita nggak akan terbebani. Maka dari itu, coba buat program sendiri dan atur segalanya. Dari mulai persiapan dana sebelum melahirkan maupun dana untuk masa depan anak kita nanti.
Untuk Laki-laki :
1.       Minimal sudah berpenghasilan. Walaupun bagaimanapun, tugas laki-laki di dalam keluarga adalah menafkahi keluarganya. Walaupun belum mapan, seenggaknya punya prospek dan siap untuk bekal masa depan anak kelak
2.       Usia antara 25 sampai 30. Itu idealnya, karena fertilisasi dan masa subur pria memang sedang “oke” di usia segitu. Tetapi, karena pria tidak mengalami menophause jadi sampai kapanpun mereka masih bisa menghasilkan sperma tetapi mungkin kekuatannya sudah tidak sehebat usia tersebut (kalo itu lebih lanjut tanya Mbak ML, hehehe)
3.       Punya tabungan. Namanya hamil dan mempunyai anak itu butuh banyak biaya. Belum biaya bersalin, operasional tetek bengeknya, susu, popok, dan keperluan lain per bulannya. Paling tidak, sudah ada persiapan lahir maupun batin lah biar anak kita pun bisa sejahtera.
Kira-kira itulah Generasi okE versi REka dengan tujuan Buat Kita Kita Berkeluarga Nanti. Tidak mau kan nasib kita sama seperti si Barbara dan Yansen?  Semoga masukan-masukan ini berkenan di hati para kompasianer.
INGAT!!! ANAK HASIL HUBUNGAN DI LUAR NIKAH ITU BUKANLAH ANAK HARAM!!! TIDAK ADA YANG NAMANYA ANAK HARAM KARENA SETIAP ANAK LAHIR SUCI…

sumber :  http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2010/11/02/genre-bkkbn-versi-reka/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar